Senin, 04 Mei 2009

Sukerta

Barangkali kalian semua termasuk salah satu dari manusia yang punya sukerta. Sukerta itu ‘kotoran penghalang hidup’ hingga suatu kerja bahkan mimpipun tidak akan sukses jika orang dalam keadaan sukerta. Celakanya orang ang dalam keadaan sukerta tidak tahu dan tidak menyadari bahwa dirinya dalam keadaan sukerta. Baca saja, golongan seperti apa yang mask criteria ‘orang sukerta’.

Sukerta ini istilah untuk orang-orang yang hidupnya menjadi lemah, diancam oleh sesuatu yang tidak diketahui. Menurut adat Jawa, golongan penyandang lemah diri dialami oleh mereka yang masuk dalam kriteria ‘menu Betara Kala’. Juga bagi orang yang akan melewati dan mengubah masa depannya dan orang yang merasa nasibnya selalu buruk.
Yang dimaksud adalah orang yang:
- rendah diri dan mersa selalu sial
- selalu merasa bersalah, takut bertindah dan merasa bodoh
- selalu merasa gagal dalam pekerjaan dan kariernya
- selalu merasa ragu-ragu dan sulit bertindak benar

Secara adat orang dengan golongan lemah tersebut perlu dibantu. Caranya dengan ruwatan supaya dapat terbebas dari kelemahannya.

Dalam ruwatan tidak lepas dari cerita wayang. Tokoh wayang Batara Kala adalah raksasa yang suka makan bayi. Ada banyak versi yang menyebtkan mcam-mcm byi yang menjadi santapan Betapa Kala. Mangkunagoro VII dalam buku ‘Serat Pedalangan Ringgit Purwa’ mengurai 14 jenis bayi sukerta. Serat Manikmaya 60 sukerta. Serat Murwakala karya Reditanaya 13 sukerta. Serat Batara Kala karya Soerowinarso 19 sukerta. Serat Pustakaraja krya Ronggowarsito 26 sukerta dan Babad Ila-ila karya Soemohatmoko malah menyebut 100 sukerta.

Ada 3 golongan sukerta. Menurut Bauwarna karya Harmanto Bratasiswara :

Golongan sukerta karena cacat kodrati
- mereka yang punya kelainan bentuk badan seperti cebol, bule, bajang, bungkung, cemani, slewah dll
- orang yang lahirnya khusus seperti Julungwangi, Julungpujud, Julungsarab dan Julung sungsang.
- Dalam persaudaraan khusus seperti ontang-anting, kendana-kendini, kembar, dampit, padangan, ipil-ipil, pandhawi, pandhawa, sarampa sarimpi, sendang kapit pancuran dan pancuran kapit sendhang.

Golongan sukerta karena kecelakaan dalam bekerja:
- orang yang memecahkan pipisan alas tumbuk
- orang yang mematahkan gandhik
- orang yang merobohkn dandang pada waktu menanak nasi.

Ini golongan orang yang pernah melakukan sesuatu kelalaian perbuatan dengan sengaja atau tidak sengaja, kalian termasuk orang-orang yang harus diruwat karena kena sukerta.
- orang yang membuka jendela lebar-lebar pada waktu senja kala (ini Betara Kala bisa masuk, jadi kena sukerta lu).
- Orang yang dipannya tanpa tutup
- Mereka yang mendiami rumah Jawa bentuk kampung tanpa tutup keyong.
- Penghuni rumah krobongan tanpa pramana atau tutup lurup
- Pemilik tempat barang tanpa tutupnya (peti tanpa tutup)
- Pembuat lumbung tanpa dasar
- Tidur di kasur tanpa seprai
- Membuat sumur di depan atau tepat di rumah hunian
- Membuat dapur menghadap ke timur atau utara
- Penghuni yang rumahnya miring
- Menanak nasi tanpa mencuci beras
- Menggelar pipisan sebelum meracik jamunya
- Memipis atau menggiling jamu menghadap ke utara atau selatan
- Orang yang tak pernah sesaji atau mendoakan leluhur
- Tak pernah menyisakan beras sedikit sat menumbuk padi
- Tak pernah menyisasakan nasi saat menanak
- Tidak pernah menyapu
- Membakar sampah di sembarang tempat
- Menyapu malam hari
- Membuang sampah di bawah tempat tidur
- Membuang sampai lewat jendela
- Kencing di sembarang tempat
- Duduk-duduk di tengah dan tepian pintu rumah
- Suka gandhulan ata menggelantungi pintu
- Bersiul di waktu malam
- Memotong kku di malam hari
- Gemar menggigit kuku
- Suka tusuk-tusuk/sogok-sogok membersihkan gigi
- Suka dan gampang misuh-misuh mengumpat serapah
- Suka membakar, sapu gerang, rambut, tulang belulang, kulit bawang, kulit kayu, kayu kelor, dhadhap dan irus
- Orang yang suka membuang garam dan kuah sayur
- Memanjat di malam hari dan tengah siang pukul 11-12 siang.
- Tidur di pagi hari, siang tengah (pukul 11-12) dan pas matahari terbenam
- Memukul perut di malam hari
- Suka makan pucukan daun
- Makan dengan tiduran dan di dipan, makan sambil jalan-jalan dan mengurai rambut
- Makan di rumah kosong
- Tidak mencuci tangan sesudah makan
- Suka mencari kutu rambut di malam hari
- Memasukkan hewan unggas di dalam rumah hunian
- Duduk di atas bantal
- Membersihkan muka dengan baju
- Menobek bungkusan makanan
- Sedang mantu tetapi bolak-balik ke dapur
- Orang yang mantu membuang sampah sembarangan di rumahnya
- Menina bobokkan bayi di malam hari
- Menciumi anak yang sedang tidur
- Orang hamil suka menggendong barang
- Membuka payung dan sejenisnya di dalam rumah
- Memanggil orangtuanya dengan menebt namanya saja (njangkar)
- Memindahkan air kendi ke kendi yang lain
- Suka berkaca dengan tertawa
- Bekerja terus menerus waktu matahari terbenam (apalagi malam Jum’at)
- Membuang kembar mayang di sembarang tempat
- Membuat atap dengan dinding bambu (gedheg) bekas, kayu bekas untuk kerangkanya dan memasang atap berselang hari
- Menanak nasi, berasnya terendam dalam dandang
- Membuat sambil dengan kuah sayur
- Menanam pohon pisang di depan rumah
- Menanam tumbuhan menjalar di halaman
- Memakai bamboo wung wang untuk perabot
- Mengisi kendi dengan membenamkan kendinya di tempat air
- Suka ceroboh mencopot baju di sembarang tempat dan meninggalkannya.
- Orang yang malas bersih-bersih
- Suka tidur telentang dan melipat bantal
- Duduk jegang, duduk menggerak-gerakkan kakinya
- Suka duduk berpangku tangan dan bersilang daku
- Tidur pakai bantal tangan
- Membersihkan kasur dengan tangan ata kain dan baju
- Pergi jauh sendirian (lelampah), berdua (bathang ucap-ucap) atau bertiga (gotong mayit)
- Batal memasang atap setelah tiang-tiang selesai didirikan
- Orang hamil suka melangkahi jarik, nyiru, lumping dan lesung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar